Strobist For Food Photography: Ice Cream |
Strobist For Food Photography: Jajanan Pasar |
Hari sabtu kemarin saya mengikuti "Seminar dan Workshop Strobist for Food Photography" bersama Turida Wijaya Photographer Ternama di Gedung Datascrip Kemayoran, Jakarta.
Turida Wijaya pernah bekerja di Maxim, sekarang bekerja di Majalah Nirmala.
Ini pertama kali saya mendengar istilah strobist.
Strobist berasal dari kata strobe, yang dalam istilah fotografi berarti alat yang memproduksi cahaya secara terus menerus. Dengan bahasa yang lebih populer Strobist adalah fotografer yang senang menggunakan flash (blitz) secara off-camera. Jika umumnya, di masa sebelumnya orang menggunakan flash dengan cara diletakkan diatas hot-shoe kamera, maka para strobist menggunakan flash dengan jarak tertentu dari kamera. Bagaimana caranya? Alat yang paling dibutuhkan untuk menggunakan flash secara off-camera adalah mekanisme wireless trigger (pemantik nirkabel). Pada beberapa kamera dan flash modern, kemampuan nirkabel ini sudah ada secara integrated. Di sistem Nikon di sebut sebagai CLS (Creative Lighting System) sementara di sistem Canon disebut sebagai E-TTL (Evaluative Trough The Lens).
Food Photography berguna untuk:
-
Iklan, Packaging
-
Majalah, Buku Resep
-
Menu
Manfaat tehnik flash STROBIST:
-
Mudah dibawa
-
Cukup bawa baterai AA
-
Bisa motret kapan saja
Tujuan utama para fotografer menggunakan teknik Strobist adalah untuk menggantikan lampu studio yang relatif mahal dan cukup sulit untuk dibawa kemana-mana. Nah dengan Teknik Strobist ini kita seperti membawa studio foto ke mana saja, namun dengan teknik dan pengaturan lighting tertentu akan menghasilkan kualitas foto yang tidak kalah dengan foto studio. Karena kemudahan ini juga lah teknik strobist banyak digunakan oleh fotografer komersial seperti fotografer jurnalistik, pre-wedding, wedding, interior, dan foto produk.
Aksesoris flash (lampu kilat) untuk Strobist saat ini juga sudah sama dengan strobe flash studio (lampu studio), perbedaannya hanya pada ukurannya yang lebih kecil, antara lain: honeycomb, snoot, soft box, payumg putih, payung abu2 dll.
Seperti halnya lampu strobe studio, pada teknis Strobist kita juga harus menguasai metering, eksposur, dan sinkronisasi flash. Perbedaannya hanya pada intensitas pancaran cahaya yang lebih terang dan luas dibanding dengan built-in flash, intensitas cahaya ditunjukkan dengan GN (Guide Number).
[caption id="attachment_29508" align="aligncenter" width="628"] Perlengkapan Strobist (Pemula)[/caption]
Perlengkapan Strobist Pemula, terdiri dari:
-
Baterai AA
-
White Translucent Umbrella (payung putih transparan)
- Umbrella Hotshoe Bracket
-
Tripod Flash (Light Stand)
- Trigger yang terdiri dari 2 komponen utama yaitu transmitter (diletakkan pada dudukan flash kamera) dan receiver (Flash diletakkan pada Tripod Flash)
Semua jenis kamera bisa digunakan untuk motret strobist. Jenis Camera:
-
Camera Full Frame
-
Camera Crop Factor
-
Camera Mirrorless
Jenis Lensa tehnik motret Strobist for Food Photography:
-
Lensa Macro
-
Lensa Standard 50mm
-
Lensa Zoom
Jika ingin memotret dengan hasil sepertifoto minuman diatas maka settingan yang dipakai:
-
Pakai Flash yang di beri penutup sebuah payung berwarna putih tipis
-
Hand Angle (tanpa Tripod)
-
Mode : M (Manual)
-
Camera pakai Trigger untuk menghubungkan flash ke camera
-
Diafragma : f/5,6
-
Shutter Speed: 1/125
-
Focal Length Lensa: 16-135 mm @135mm
-
Canon EOS 60D
Flash yang dipakai adalah:
-
yang memiliki GN besar yaitu Canon Speedlite 580 Ex
-
Ada fitur Zoom nya
-
Durasi Flashnya tinggi
Apakah ada hubungnaantara GN (Get Number dengan ISO? Tentu saja ada
Berikut adalah tabel GN dengan ISO 100
[caption id="attachment_29506" align="aligncenter" width="1163"] Tabel Get Number dengan ISO 100[/caption]
Apa Itu GN (Guide Number) pada Flash
Secara umum Guide Number (GN) adalah angka yang mengindikasikan kekuatan jangkauan maksimum pancaran cahaya lampu kilat (flash). Semakain tinggi nilai angka GN sebuah lampu kilat, maka intensitas dan jangkauan cahaya akan semakin lebar dan jauh.
Guide Number suatu flash ditentukan oleh pabrikan merk flash tersebut dengan suatu pengujian berdasarkan tingkat pancaran cahaya yang tepat pada objek diukur dan diset dengan aperture (diafragma). Ketika eksposur terbaik didapatkan oleh objek dari pencahayaan, maka Guide Number untuk mengukur eksposur tersebut adalah:
GN = Aperture x Jarak objek ke flash
(kondisi standar pada ISO 100)
Dengan dasar perhitungan tersebut, maka kita juga dapat menentukan jarak ideal antara objek dengan flash dan juga nilai aperture (diafragma) yang tepat, sebagai berikut:
Jarak objek ke flash = GN / Aperture
Aperture = GN / Jarak objek ke flash.
Menambahkan ISO
Pada saat pemotretan dengan kondisi objek dan flash harus berjauhan, sedangkan nilai GN flash kecil, apa yang harus dilakukan agar pancaran cahaya flash dapat menjangkau objek?
Karena perhitungan GN diatas menggunakan standar ISO 100, maka untuk menaikkan nilai GN sehingga intensitas dan jangkauan flash semakin lebar dan jauh, maka kita bisa menaikkan nilai ISO. Karena semakin tinggi ISO maka kepekaan sensor kamera terhadap cahaya juga akan semakin besar. Dengan perhitungan menggunakan rumus:
GN (ISO-2) = GN (ISO-1) x akar dari (ISO-2/ISO-1)
Dengan GN (ISO 100) 56, maka perhitungan GN untuk ISO 200 adalah 56 x akar dari 200 dibagi 100, hasilnya adalah GN 79,2 pada ISO 200.
Pada pemotretan dengan kondisi beberapa objek yang jaraknya berbeda-beda dari posisi kamera dan flash maka eksposur hanya akan tepat pada satu posisi objek saja, yang terjangkau flash. Biasanya, pada objek yang berada di dekat kamera atau yang berada pada area metering dari sistem auto-eksposur kamera. Objek di luar jangkauan kamera akan menjadi lebih gelap.
[caption id="attachment_29509" align="aligncenter" width="1000"] Zoom Payung[/caption]
FLASH MODIFIER
Zoom pada flash bisa bikin macam2 efek, dan bisa bikin mukanya saja yang terang
Zoom flash terdiri dari: 14mm, 24mm, 28mm, 50mm, 70mm, 105mm
Payung diletakkan sejajar dengan zoomnya
Payung berwarna putih gampang menguning, yang nantinya berpengaruh pada WB nya.
Ada 2 jenis payung, yaitu payung putih dan payung silver
Payung putih:
- Payung Transparan
- Sinarnya yang dihasilkan lebih soft (lembut)
- Sumber cahaya seolah-olah jadi besar
- Harganya murah, hanya Rp. 100.000
- Cahayanya kemana-mana
- Jika cahayanya dipantulkan (bounce) akan menghasilkan cahaya yang lebih lembut daripada diteruskan (shoot through)
- Bila ukurannya sama, karakternya mirip softbox namun lebih menyebar
- Cahaya lembut dan bersih
- Cahayanya lebih bisa diarahkan
- Ukurannya cahayanya sama, tidak kemana-mana
- Harga lebih mahal
STYLE in FOOD PHOTOGRAPHY
PRODUCT SHOOT:
- Latar polos
- Biasanya untuk kemasan makanan atau menu
- Stylingnya rapih dan bersih
- LIghting dengan shadow yang lembut
JOURNALISTIC STRAIGHTFORWARD
- Gaya dokumenter
- Bisa untuk step by step alias proses pembuatan
- Stylingnya apa adanya, bersih namun agak tak teratur
- Seringkali pakai angle dari atas
BRIGHT & PROPPED
- Soft dan diffused light (cahaya lembut dan menyebar)
- Full framing (diberi bingkai penuh), ada foreground dan background
- Styling bersih dan rapih
- Menggunakan props yang vintage dan rustic (menggunakan alat peraga yang antik dan pedesaan)
BOLD & CLEAN
- Focus pada makanan
- Propertinya minimal dan modern
- Styling bersih dan rapih
- Framming ketat
- Lighting ada shadow dan highlight yang pas
CHIAROSCURO
- Lightingnya dramatis
- Banyak props berwarna gelap
FOOD PHOTOGRAPHY TIPS
WHITE BALANCE
- Agar menggugah selera melihat foto
- Salah WB, seledri bisa jadi biru atau selada jadi orange
BACKLIGHTING AS MAN LIGHT
- Cahaya utama ada di belakang objek
- Cahaya berada sedikit diatas objek
- Menci[ptakan tekstur, memisahkan objek dari latar belakangnya
Jika cahayanya dari belakang maka subjek foto kelihatan lebih bagus.[/caption] Untuk menentukan warna dari subjek kita bisa menggunakan tabel warna (lihat tabel warna yang dipegang dalam gambar diatas) Color Jelly
- Untuk merubah temperatur warna lampu sehingga hasil foto ;ebihnatural
FOOD STYLIST
- Mengeluarjkan sisi terbaik dari makanan
PROPS (ALAT PERAGA)
- Dipakai untuk melengkapi
- Jagoan (objek utama) harus tetap nomor 1
KEEP IT MOIST
- Siapkan kuas
- Minyak makan, air atau kuah dari makanan itu untuk membuatnya tetap moist (lembab/basah)
LIGHTING in FOOD PHOTOGRAPHY
ONE LIGHT
- Gunakan reflektor untuk mengisi di depan
TWO LIGHT
- Satu main light (backlight)
- Satu fill in (front light)
- Cross lighting technique
Copyright © Anita Handayani (Anita's Personal Blog|Komputer|Fotografi)
Sepertinya gampang, tapi ternyata ribet juga ya persiapannya. Anywaym, makasih sudah berbagi ilmu.
BalasHapus